Jumat, 03 Agustus 2012

Kepala Dinas Pendidikan Subang Tertipu Bisnis Investasi

INILAH.COM, Subang - Korban Koperasi Langit Biru (KLB) di Kabupaten Subang mulai berjatuhan. Tak tanggung-tanggung, korbannya adalah Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Asep Muslihat dan kaum birokrat lainnya.

Dari hasil penelusuran INILAH.COM, ratusan korban praktek koperasi pimpinan Jaya Komara itu tidak sedikit berasal dari lingkungan Disdik, dari mulai staff Disdik, Unit Pelaksana Tugas Dinas (UPTD) dan para guru. Total kerugian yang ditelan korban cukup bombatis, yakni hingga Rp2 miliar.

Orang dekat Asep Muslihat, Herri Juanda menuturkan, praktek KLB di lingkungan Disdik terjadi sejak pertengahan 2011 lalu. Pertama kali
yang mengenalkan adalah staff UPTD Pusakanagara, Agus Syamsudin.

"Pertama kali yang mengenalkan Agus. Dia mengajak beliau (Asep Muslihat) untuk gabung dan diamini, kalau tidak salah beliau pertama kali investasi Rp100 juta. Ada sekitar 200-an orang yang ikut KLB," ujar Heri kepada INILAH.COM, Selasa (12/6/2012).

Pada bulan pertama, Asep mendapat profit investasi 18,5%-19,5%. Bahkan pada bulan ke-2, Herri sempat diajak Asep ke kantor KLB di Tangerang. Asep menerima profit hingga Januari 2012.

Melihat keberhasilan dirinya, Asep memanfaatkan moment untuk mengajak sejumlah bawahannya termasuk dirinya. Namun ajakan Asep kepada Heri ditolak karena dirinya tidak memiliki dana investasi yang saat itu sekitar Rp10 juta.

Tidak hanya itu, alasan penolakan Herri, karena ada keraguan dari profit investasi yang cukup besar dan tidak adanya kewajiban pajak ke negara. Berbeda dengan Heri, tidak sedikit guru, staff Disdik dan UPTD yang gabung. Kebangkrutan bisnis KLB itu mulai terjadi pada sekitar Februari 2012. Sejak bulan itu, profit investasi mulai tidak diterima 'nasabah'.

"Yang saya tahu, selama beliau ikut KLB beliau bisa beli mobil. Tapi sekitar bulan Februari 2012 mulai macet," imbuhnya.

Sejumlah korban KLB tidak bersedia untuk dimintai keterangan. Namun dari sumber INILAH.COM di lingkungan Disdik, jumlah korban KLB itu cukup banyak. Untuk satu orang, mereka harus menyiapkan Rp10 juta yang dikordinir salah seorang untuk disetorkan ke KLB di Tangerang.

"Informasi ada yang sampai jual sawah dan tanah. Sepaket, rata-rata Rp10 juta. Kalau tidak salah, perbulannya mereka dapat Rp1,7 juta plus 3 kg daging sapi," terangnya.

"Saya ambil 2 paket senilai Rp20 juta. Sebelumnya dana itu kita siapkan untuk umroh, tapi nyatanya seperti ini," kata salah seorang korban yang enggan disebutkan identitasnya.

Kepala Disdik Asep Muslihat belum bisa dimintai keterangan seputar informasi tersebut. Asep dikabarkan jarang masuk kantor setelah kejadian tersebut. Demikian halnya Kasubag Disdik Endang yang dikabarkan menjadi korban KLB.

Meskipun korban KLB jumlahnya cukup banyak, namun tidak ada satu orangpun korban yang melapor ke pihak Kepolisian. Kasatreskrim Polres
Subang AKP Darmono menyatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan korban terkait itu.

"Belum ada yang melaporkan, kalau ada akan kita proses sesuai hukum berlaku," kata Darmono.

Darmono meminta warga untuk berhati-hati dengan aksi semacam itu yang melancarkan modusnya dengan iming-iming keuntungan besar. Kasatreskrim menghimmbau warganya untuk memahami lebih jauh dengan tawaran itu sebelum mengambil keputusan.[ang]

0 komentar:

Posting Komentar

 

Trending Topic

AWAS PENIPUAN BERKEDOK BISNIS INVESTASI