Kamis, 02 Agustus 2012

Penipuan berkedok Bisnis Investasi

Peluang Bisnis Investasi Resmi Terpercaya Legalitas Resmi

Penipuan berkedok Investasi

Jaman sekarang ini bisa disebut jaman instant karena semua dibuat tanpa melalui proses panjang dan ribet. Bukan cuma makanan yang dibuat instant, pengen cantik juga bisa instant dan bahkan kalau pengen kaya juga bisa dibuat instant. Pokoknya apa saja yang ada hubungannya dengan kehidupan manusia dibuat seminimalis mungkin alias instant, alasannya sih karena manusia semakin dinamis maka proses yang agak rumit tidak lagi diminati.

Lihat saja produk makanan instant yang kian membanjiri pasaran, sampai bikin nasi goreng aja instant hanya perlu waktu 5 menit saja. Padahal kalau ingat jaman saya kecil dulu, ibu saya bikin nasi goreng harus melalui proses memasak nasi dulu lalu meracik bumbu dan menguleknya baru deh menggorengnya sampai jadi nasi goreng yang lezat. 

Bikin bubur ayam… hanya 3 menit saja, cuma perlu menyeduhnya pakai air panas, jadi deh buburnya.

Belum lagi produk-produk kecantikan, pengen putih dalam waktu singkat? Jangan khawatir, ada krim wajah yang bikin kulit putih dalam waktu tidak lebih dari 1 bulan. Dan dijamin kulit kita jadi putih plus kemerahan kayak kepiting rebus (karena kandungan zat mercuri) hehehe…

Kaya Cara Instan
Pengen kaya? Hmmm,… jaman instant gini nggak perlu nunggu bertahun-tahun, yang namanya manusia pasti akan melakoninya agar cepat kaya. Dari cara yang mustahil (pakai dukun) sampai cara yang (sedikit) cerdas yaitu dengan cyber technology. Pokoknya bagaimana caranya jadi banyak duit tanpa harus berkeringat, jadi kaya tanpa berproses. Ini yang membuat saya prihatin, koq masih ada sih orang yang percaya menjadi kaya tanpa proses usaha. Padahal sudah banyak contoh, bagaimana orang-orang kaya seperti Bill Gates merintis usaha dari nol hingga menjadi orang terkaya no. 2 di dunia. 

Dan orang-orang seperti Ir. Ciputra yang menjadi konglomerat di Indonesia harus jatuh bangun membangun usaha hingga usahanya menjadi besar.

Menjamurnya bisnis investasi yang menjanjikan keuntungan besar merupakan jawaban dari kebutuhan sebagian manusia untuk menjadi kaya dengan cara instant hingga mengesampingkan akal sehat. Resiko yang besar tidak lagi dipikirkan karena tertutup oleh keuntungan yang menggiurkan. Lihat saja penipuan investasi juga marak akhir-akhir ini, memanfaatkan kurang realistisnya juga kurang pahamnya pemilik dana dengan bagaimana cara investasi yang sehat.

Sudah tak terhitung banyaknya kasus, korban dan kerugian dari penipuan dengan modus investasi. Di kota besar atau di daerah terpencil, sama saja. Meski demikian, baik pelaku maupun calon nasabah juga tidak serta merta jera. Tidak peduli orang miskin, tak berpendidikan bahkan terdidik, pejabat dan pengusaha, juga menjadi korbannya.

Smart Investing
Ada berbagai macam tujuan orang berinvestasi, sebagai simpanan untuk kebutuhan tak terduga, persiapan dana anak sekolah, persiapan masa pensiun dan lain sebagainya. Dari tujuannya investasi terbagi menjadi 3 jenis yaitu

1. Investasi jangka pendek
Jika kita hanya ingin menyimpan uang dalam waktu kurang dari satu tahun, ini yang disebut investasi jangka pendek. Ada beberapa contoh investasi jenis ini antara lain tabungan, dan saham. Saat menabung di bank kita dapat mencairkannya kapan saja jika dibutuhkan. Walaupun tidak ada penambahan nilai dari uang yang kita simpan, tapi paling tidak uang kita aman daripada kita simpan di rumah. Untuk saham, investasi jenis ini sangat fluktuatif, walaupun dapat dengan mudah kita cairkan dengan keuntungan besar tapi tidak menutup kemungkinan, kerugianlah yang akan kita tanggung.

2. Investasi jangka menengah
Contohnya deposito, emas  dan reksadana. Jika kita ingin menyimpan dana kita dan berharap bertambahnya nilai uang yang kita investasikan dalam waktu lebih dari setahun maka investasi jenis ini yang cocok. Jika deposito cenderung tidak beresiko maka reksadana memiliki resiko walaupun tidak setinggi jika kita bermain saham di pasar saham. Investasi emas termasuk pada jenis investasi jangka menengah dengan resiko yang nyaris tidak ada namun tingkat liquiditasnya sangat tinggi. Harga emas dalam sejarahnya tidak pernah turun jadi tentu saja sangat menguntungkan.

3. Investasi jangka panjang
Berinvestasi dalam bentuk properti dan tanah adalah pilihan investasi untuk jangka panjang yaitu lebih dari 5 tahun. Jika kita ingin menyimpan dana kita untuk simpanan saat pensiun maka pilihan berinvestasi dalam bentuk properti dan tanah sangat disarankan.
Setelah menentukan tujuannya, lalu kita harus tahu resiko dari investasi yang kita pilih. 

Dari jenis resiko, investasi tersedia dengan ragam resiko dari yang rendah (low risk) sampai yang tinggi (high risk). Ini yang perlu kita kenali, investasi berdasarkan resiko juga terbagi menjadi 3 :
  1. Investasi risiko rendah : Investasi ini termasuk kategori jangka pendek. Produknya, tabungan berjangka, valas, emas, sukuk atau obligasi syariah, pasar uang, asuransi investasi, ORI, reksa dana, atau unit link.

  2. Investasi risiko menengah : Valas, properti, reksa dana, atau unit link bisa menjadi pilihan investasi kategori risiko menengah.

  3. Investasi risiko tinggi : Bursa saham termasuk investasi yang berisiko paling tinggi, selain valas atau indeks. Reksa dana atau unit link berbentuk saham juga sangat berisiko tinggi. Maka investasi jenis ini sangat tidak disarankan bagi orang-orang yang memiliki dana yang terbatas. Investasi ini cocoknya buat orang yang uangnya sudah lama parkir hehehe… karena bermain-main di pasar saham jika rugi maka uangnya tidak berbekas.
Nah, pilihannya kembali pada kita sesuai tujuan masing-masing. Cerdas dalam memilih dan memilah jenis investasi atau SMART INVESTING akan menghindarkan kita dari berbagai bentuk penipuan berkedok investasi. Juga pola pikir yang realistis mengenai harta dan kekayaan, karena umumnya korban penipuan investasi ini adalah orang yang ingin kaya tanpa harus capek

Penipuan Investasi
Untuk menghindarkan kita dari berbagai penipuan investasi, perhatikan ciri-ciri perusahaan berkedok investasi itu :
  • Mempunyai website yang mentereng dan terkesan bonafid dan seolah-olah merupakan perusahaan besar

  • Menggunakan metode mirip MLM (Multi Level Marketing) dengan cara member get member dan ada sistem komisi yang besar.

  • Memberikan kembalian rutin (bisa bulanan) yang luar biasa besar. Menjanjikan imbal balik hingga 17% per bulan. Padahal, di bank-bank umum, bunga deposito di bawah satu tahun saja paling berkisar 4-8%.

  • Skema investasinya tidak jelas, menyembunyikan diri tentang uang yang sudah terkumpul itu dipakai dan diputar dalam usaha apa.

  • Minim pemberitaan di koran koran atau majalah majalah yang resmi

  • Membuat berita sendiri dan event sendiri untuk meningkatkan kesetiaan member

  • Yang sudah terlanjur menjadi member biasanya lupa daratan, dan seperti terkena racun, akan berusaha menggeret dan menarik orang-orang dekat yang sudah dia kenal maupun orang orang yang belum dia kenal dengan harapan supaya bisa cepat kembali modal karena ada komisi yang besar

  • Para member menjerat mangsa bukan hanya lewat darat bincang bincang sosial di dunia nyata tapi juga lewat web, blog, jejaring sosial, email, sms, bbm, dan sebagainya. Pokoknya segala cara akan ditempuh biar cepat kembali modal.

  • Daya tarik utama adalah testimoni member yang selama ini tampak lancar lancar saja tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi di pangkal sana; dan hasil rutin yang masuk ke rekening ini semakin menggelapkan mata dan menumpulkan kepekaan pikiran mengenai bagaimana kok bisa datang uang besar besaran secara rutin.
Mudah-mudahan dengan tulisan ini, kita sama-sama menjadi cerdas dalam mengelola dana yang kita miliki. Jangan hanya tergiur keuntungan besar maka kita tertipu sehingga bukan keuntungan yang kita dapatkan, tapi kerugian besar karena uang kita habis tak berbekas.
Ingin kaya bukan larangan karena sebenarnya hal ini adalah manusiawi. Siapa sih yang nggak pengen banyak uang atau kaya? Nah, mungkin caranya yang perlu diluruskan. Kata ayah saya, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.

“Tidak ada kesuksesan tanpa proses usaha yang keras. Karena hasil berbanding lurus dengan usaha…”

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/06/19/smart-investing-cara-ampuh-menghindari-penipuan-investasi/

0 komentar:

Posting Komentar

 

Trending Topic

AWAS PENIPUAN BERKEDOK BISNIS INVESTASI